Powered By Blogger

Rabu, 27 Oktober 2010

JOIN WITH PURI ALAM SENTOSA

PT Puri Alam Sentosa didirikan pada tanggal 22 September tahun 1998. Pada tahun 1998 berdirilah perumahan kami yang pertama yaitu Perumahan Palem Hijau I dengan luas lahan 6000 m2 dengan konsep mediteranean. Pada waktu itu kita menitik beratkan kepada konsumen T36 dan dengan menyediakan fasilitas yang tergolong standar. Pada tahun 2000 Palem Hijau II mulai dipasarkan dengan luas 16500 m2. Kualitas lingkungan maupun bangunan ditingkatkan secara dramatis walau masih dengan tema mediteranean. Dengan jalan utama selebar 8m dan dengan menggunakan gapura perumahan dan juga jalan yang lebih lebar kita meningkatkan kenyamanan konsumen. Selain itu juga terjadi perbaikan perencanaan saluran drainase dan juga tersedia taman serbaguna.

Sukses dengan Perumahan Palem Hijau I dan Palem Hijau II, PT Puri Alam Sentosa mengembangkan Perumahan yang kedua, yaitu Perumahan Permata Buana I pada tahun 2004 dengan konsep gabungan dengan menitik beratkan pada kualitas lingkungan tanpa membatasi desain sehingga terdapat beberapa bangunan mediteranean dan juga modern minimalis. Perumahan ini yang sedang kami pasarkan dan ditargetkan pada konsumen dengan kelas T45 keatas. Peningkatan kualitas yang signifikan kembali terjadi dalam segala area baik teknis, desain, fasilitas, keamanan, pengawasan pelaksanaan bangunan yang lebih profesional.

PT. Puri Alam Sentosa juga mengembangkan cluster-cluster kecil bagi keluarga muda di Perumahan Griya Adipura ( tipe 40an ) dengan harga yang kompetitif dan design menarik di lokasi yang tidak jauh dari Permata Buana..



SGERA HUBUNGI MARKETING KAMI :
TUKIDUN
email : tukidun.geo@gmail.com
HP : 081253340940

Senin, 08 Juni 2009

Sekilas Tentang Pemuda AL kahfi

"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.
Dan Kami telah meneguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.
Kaum kami telah menjadikan selain Dia tuhan-tuhan (untuk disembah).
Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripadaorang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?"
Al-Kahf:13-15

Pemuda Kahfi adalah sekumpulan pelaku sejarah yang mengabadikan keunggulan iman, kecerdasan akal, keberanian bersikap dan bertindak Mereka bangkit melepaskan diri daripada belenggu budaya dan tradisi pembodohan: penguatkuasaan dan pemaksaan amalan menyembah berhala, budaya warisan yang dipertahankan dengan setia tanpa dipersoalkan rasionalitinya, tanpa dipertanyakan kerelevanannya.
Fitrah insani yang masih dimiliki tujuh pemuda Kahfi itu tidak dapat menerima agama dan budaya yang tidak serasi dengan kesejatian sifat keinsanan yang memang tercipta dalam acuan tauhidik - kecenderungan fitri kepada penyembahan Tuhan Yang Maha Esa, Maha Berkuasa dan Maha Sempurna.
Akal sihat pemuda Kahfi tidak dapat menerima faham yang tidak rasional. Kemampuan dan keberanian berfikir kritis-evaluatif telah menghasilkan keberanian bersikap - menolak kesesatan yang telah begitu lama membudaya dan mencari alternatif yang benar dan meyakinkan.
· Ketulusan mencari kebenaran mendapat perhatian dari langit. Pemuda Kahfi mengalami pencerahan hidayah, lalu menemukan hakikat tauhid, Tuhan yang hakiki hanyalah Allah, satu-satunya Pencipta, Pemilik dan Penguasa langit dan bumi seisinya.
· Kebenaran adalah kurnia istimewa yang paling berharga dan membanggakan. Pemuda Kahfi membuat deklarasi tauhid, suatu keberanian yang tercetus dari kekentalan iman dan kebanggaan memilikinya. Motifnya bukan sekadar ingin membuat kejutan atau bangga dengan sikap berani berbeza, tetapi secara tidak langsung menyedarkan masyarakat agar berfikir, mengaktifkan akal sihat yang selama ini beku terbelenggu dalam budaya “dikir barat” - sebut apa sahaja yang disebut oleh “tukang karut” termasuk segala karut dan carutnya. Memang deklarasi tersebut cukup menggemparkan. Mungkin kejutan seperti itulah yang diperlukan oleh masyarakat yang telah lama kehilangan daya fikir dan kematian idealisme untuk membangkitkan akal yang tidur dan menghidupkan hati yang mati.
· Deklarasi tauhid pemuda Kahfi segera dirasakan sebagai gugatan terhadap kemapanan dan kestabilan serta ancaman terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Raja yang selama ini ikut di”berhala”kan bertindak memberikan kata dua: rujuk ke tradisi datuk nenek, atau hadapi tindakan brutal pihak penguasa.
· Berani bersikap, harus berani menghadapi risikonya. Demikianlah iman tulen pemuda Kahfi yang mendapat pengakuan dari langit,”…sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman dengan Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk buat mereka.” Pengakuan Ilahi tersebut sekaligus mengungkapkan hakikat hubungan erat iman dengan petunjuk; semakin menguatnya iman, semakin bertambah kebenaran yang menyerlah, termasuk petunjuk Ilahi tentang bagaimana mengurus diri di tengah kemelut pertentangan yang mereka alami.
· Demi iman dan kebenaran, pemuda Kahfi bersumpah setia mempertahankan pendirian tauhidik dan berusaha menghindari tindakan teror penguasa dengan bersembunyi di gua. Mereka menghilangkan diri, tetapi deklarasi tauhid mereka tidak ikut menghilang. Deklarasi keramat itu tinggal di tengah umat sebagai benih kesedaran.
· Di tengah ribut memburu dan mengesan jejak pemuda Kahfi, mereka damai dalam limpahan rahmat Allah. Gua gelita yang sempit dan kasar - berkat taburan rahmat - terasa bagaikan kamar nyaman sehingga mereka tertidur nyenyak selama tempoh yang cukup lama. Sementara itu masyarakat telah berubah. Benih iman dan akal rasional yang mereka tinggalkan telah hidup subur dan tersebar luas meliputi seluruh strata: raja dan massa. Ketika itulah mereka sedar, lalu menyaksikan perubahan dan merasakan penghormatan umat generasi baru yang tahu menilai kebenaran, kerasionalan dan keberanian bersikap benar.
"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.
Dan Kami telah meneguhkan hati mereka ketika mereka berdiri lalu mereka berkata, “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran.
Kaum kami telah menjadikan selain Dia tuhan-tuhan (untuk disembah).
Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripadaorang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?"
Al-Kahf:13-15

Pemuda Kahfi adalah sekumpulan pelaku sejarah yang mengabadikan keunggulan iman, kecerdasan akal, keberanian bersikap dan bertindak Mereka bangkit melepaskan diri daripada belenggu budaya dan tradisi pembodohan: penguatkuasaan dan pemaksaan amalan menyembah berhala, budaya warisan yang dipertahankan dengan setia tanpa dipersoalkan rasionalitinya, tanpa dipertanyakan kerelevanannya.
Fitrah insani yang masih dimiliki tujuh pemuda Kahfi itu tidak dapat menerima agama dan budaya yang tidak serasi dengan kesejatian sifat keinsanan yang memang tercipta dalam acuan tauhidik - kecenderungan fitri kepada penyembahan Tuhan Yang Maha Esa, Maha Berkuasa dan Maha Sempurna.
Akal sihat pemuda Kahfi tidak dapat menerima faham yang tidak rasional. Kemampuan dan keberanian berfikir kritis-evaluatif telah menghasilkan keberanian bersikap - menolak kesesatan yang telah begitu lama membudaya dan mencari alternatif yang benar dan meyakinkan.
· Ketulusan mencari kebenaran mendapat perhatian dari langit. Pemuda Kahfi mengalami pencerahan hidayah, lalu menemukan hakikat tauhid, Tuhan yang hakiki hanyalah Allah, satu-satunya Pencipta, Pemilik dan Penguasa langit dan bumi seisinya.
· Kebenaran adalah kurnia istimewa yang paling berharga dan membanggakan. Pemuda Kahfi membuat deklarasi tauhid, suatu keberanian yang tercetus dari kekentalan iman dan kebanggaan memilikinya. Motifnya bukan sekadar ingin membuat kejutan atau bangga dengan sikap berani berbeza, tetapi secara tidak langsung menyedarkan masyarakat agar berfikir, mengaktifkan akal sihat yang selama ini beku terbelenggu dalam budaya “dikir barat” - sebut apa sahaja yang disebut oleh “tukang karut” termasuk segala karut dan carutnya. Memang deklarasi tersebut cukup menggemparkan. Mungkin kejutan seperti itulah yang diperlukan oleh masyarakat yang telah lama kehilangan daya fikir dan kematian idealisme untuk membangkitkan akal yang tidur dan menghidupkan hati yang mati.
· Deklarasi tauhid pemuda Kahfi segera dirasakan sebagai gugatan terhadap kemapanan dan kestabilan serta ancaman terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Raja yang selama ini ikut di”berhala”kan bertindak memberikan kata dua: rujuk ke tradisi datuk nenek, atau hadapi tindakan brutal pihak penguasa.
· Berani bersikap, harus berani menghadapi risikonya. Demikianlah iman tulen pemuda Kahfi yang mendapat pengakuan dari langit,”…sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman dengan Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk buat mereka.” Pengakuan Ilahi tersebut sekaligus mengungkapkan hakikat hubungan erat iman dengan petunjuk; semakin menguatnya iman, semakin bertambah kebenaran yang menyerlah, termasuk petunjuk Ilahi tentang bagaimana mengurus diri di tengah kemelut pertentangan yang mereka alami.
· Demi iman dan kebenaran, pemuda Kahfi bersumpah setia mempertahankan pendirian tauhidik dan berusaha menghindari tindakan teror penguasa dengan bersembunyi di gua. Mereka menghilangkan diri, tetapi deklarasi tauhid mereka tidak ikut menghilang. Deklarasi keramat itu tinggal di tengah umat sebagai benih kesedaran.



· Di tengah ribut memburu dan mengesan jejak pemuda Kahfi, mereka damai dalam limpahan rahmat Allah. Gua gelita yang sempit dan kasar - berkat taburan rahmat - terasa bagaikan kamar nyaman sehingga mereka tertidur nyenyak selama tempoh yang cukup lama. Sementara itu masyarakat telah berubah. Benih iman dan akal rasional yang mereka tinggalkan telah hidup subur dan tersebar luas meliputi seluruh strata: raja dan massa. Ketika itulah mereka sedar, lalu menyaksikan perubahan dan merasakan penghormatan umat generasi baru yang tahu menilai kebenaran, kerasionalan dan keberanian bersikap benar.

Kamis, 04 Juni 2009

BAGAIMANA MENULIS ARTIKEL

1. Pedoman Penulisan Naskah Artikel

1.1. Ketentuan Umum

Artikel merupakan hasil penelitian atau sanggahan (note) ilmiah bidang ilmu dan teknologi kelautan tropis dan belum pernah dimuat dalam publikasi ilmiah lain. Artikel yang diusulkan dapat berasal dari bidang ilmu dan teknologi sebagai berikut: biologi laut, ekologi laut, biologi oseanografi, kimia oseanografi, fisika oseanografi, geologi oseanografi, dinamika oseanografi, coral reef ecology, akustik kelautan, remote sensing kelautan, sistem informasi geografis kelautan, mikrobiologi kelautan, pencemaran laut, akuakultur kelautan, teknologi hasil perikanan, bioteknologi kelautan, air-sea interaction, dan ocean engineering.

Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris diketik dengan MS-Word, font Times New Roman ukuran 12 pada kertas kuarto atau A4 termasuk Gambar dan Tabel dengan margin top and bottom 3 cm serta left and right 3cm. Untuk artikel dalam bahasa Indonesia, tulisan dilengkapi dengan abstrak (bahasa Indonesia) dan abstract (bahasa Inggris). Sedangkan artikel dalam bahasa Inggris, tulisan hanya menyertakan abstract (bahasa Inggris).

Semua komunikasi dengan penerbit dilakukan secara electronic (email). Naskal artikel harap dikirim ke Pemimpin Redaksi Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis dengan email address: simson_naban@yahoo.com. Semua naskah yang masuk akan mendapat balasan penerimaan. Hasil review dari reviewers juga akan dikirim via email.

1.2. Sistematika Susunan Artikel
1.2.1. Sistematika susunan artikel hasil penelitian umumnya sebagai berikut:

 Judul (sesingkat mungkin) dan disertai dengan terjemahan dalam bahasa Inggris
yang diketik secara miring (italic).
 Nama Penulis, nama instansi dan e-mail corresponding author.
 Abstrak dalam Bahasa Indonesia (memuat tujuan, metode dan hasil penelitian dan tidak lebih dari 250 kata)
 Artikel dalam bahasa Indonesia harus juga memuat Abstract (Bahasa Inggris dan tidak boleh lebih dari 250 kata)
 Kata kunci maksimal 8 kata (bahasa Indonesia)
 Keywords maximum 8 words (Bahasa Inggris)
 Pendahuluan (tanpa sub judul, memuat latar belakang, masalah, dan rumusan masalah, rangkuman kajian teoretik dan tujuan penelitian)
 Bahan dan Metode (ditulis dengan jelas bahan dan metode penelitian yang dilakukan dengan jelas sehingga memungkinkan peneliti lain untuk mengulangi percobaan yang terkait)
 Hasil dan Pembahasan
 Kesimpulan dan Saran (ditulis secara ringkas dengan mempertimbangkan judul, maksud, tujuan dan hasil penelitian)
 Daftar Pustaka (lihat ketentuan berikutnya)
 Lampiran (jika ada)

1.2.2. Sistematika susunan sanggahan (note) ilmiah umumnya adalah
sebagai berikut:

 Judul (sesingkat mungkin) dan disertai dengan terjemahan berbahasa Inggris yang ditulis dalam bentuk miring (italic).
 Nama penulis, nama instansi dan e-mail address corresponding author.
 Pendahuluan (tanpa sub judul, memuat pengantar topik utama diakhiri dengan rumusan tentang hal-hal pokok yang akan dibahas)
 Pembahasan diikuti dengan Subjudul sesuai kebutuhan
 Kesimpulan (bila perlu)
 Daftar Pustaka
 Lampiran (jika ada)

1.3. Teknik Penulisan

1.3.1. Judul
Judul ditulis dengan huruf kapital, dicetak tebal, di tengah (center), font Times New Roman 12, hitam. Di bawah judul naskah dalam bahasa Indonesia, diberikan terjemahan judul dalam bahasa Inggris dengan huruf miring (italic).

Contoh:
STUDI INTERAKSI PADA HUMIN UNTUK ADSORPSI Mg (II) DAN Cd (II)
DALAM MEDIUM AIR LAUT

STUDY OF INTERACTION ON HUMIN FOR Mg (II) AND Cd (II)
IN THE SEA WATER MEDIUM

1.3.2. Nama Penulis
Nama penulis ditulis tanpa gelar dengan huruf kapital pada awal nama, dicetak tebal, di tengah, font Times New Roman 12, hitam. Dilengkapi dengan alamat e-mail yang ditulis di bawah nama penulis utama (corresponding author) dengan font Times New Roman 12, hitam dengan spasi 1.
Contoh:

Tuti Wahyuni
Pusat Riset Teknologi Kelautan-BRKP-DKP
e-mail : tuti@dkp.go.id


Jika artikel ditulis lebih dari satu orang dan alamat instansinya berbeda maka disetiap nama penulis diikuti dengan nomor yang ditulis secara superscript
Email address yang dicantumkan hanya utk corresponding author saja.
Contoh:
Tuti Wahyuni 1, Dendy Mahabror 2
1 Pusat Riset Teknologi Kelautan-BRKP-DKP
e-mail : tuti@dkp.go.id
2 Balai Riset Observasi dan Kelautan-BRKP-DKP

1.3.3. Abstrak Berbahasa Indonesia
Tulisan “Abstrak” ditulis dengan huruf kapital, tengah (center) dicetak tebal-miring (italic), font Times New Roman 12, hitam, spasi 1. Isinya tidak dicetak tebal. Penulisan rata kiri dan kanan, tanpa alinea (abstrak keseluruhan merupakan satu alinea).

Contoh:
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang studi interaksi pada humin untuk adsorpsi Mg (II) dan Cd (II) dalam medium air laut. .. .. dan seterusnya.
1.3.4. Abstrak Berbahasa Inggris
Tulisan “Abstract” ditulis dengan huruf kapital, tengah (center) dicetak tebal-miring (italic), font Times New Roman 12, hitam, spasi 1. Isinya tidak dicetak tebal. Penulisan rata kiri dan kanan, tanpa alinea (abstract keseluruhan merupakan satu alinea).
Contoh:
ABSTRACT
Study of interaction on humin for Mg (II) and Cd (II) in the sea water medium has been investigated... ... and so on.
1.3.5. Kata Kunci
Tulisan “Kata kunci” ditulis dengan huruf kapital di awal kata, dicetak tebal, font Times New Roman 12, hitam, diberi titikdua, selanjutnya tidak dicetak tebal. Penulisannya rata kiri.
Contoh:
Kata kunci: Adsorpsi, Humin, Magnesium, Kadmium
Tulisan “Keywords” ditulis dengan huruf kapital di awal kata, dicetak tebal, font Times New Roman 12, hitam, diberi titik dua, selanjutnya tidak dicetak tebal. Penulisannya rata kiri.
Contoh:
Keywords: Adsorption, Humin, Magnesium, Cadmium
1.3.6. Subjudul
Subjudul ditulis dengan huruf kapital, dicetak tebal, rata tepi kiri, font Times New Roman 12, hitam sedangkan sub-sub judul ditulis huruf kapital di awal kata, dicetak tebal, rata tepi kiri, font Times New Roman 12, hitam. Penulisannya diberi nomor (angka arab dan titik). Apabila di bagian sub-subjudul masih ada subnya lagi, maka penulisannya dengan huruf kapital di awal kata, cetak tebal, rata tepi kiri, font Times New Roman 12, hitam. Penulisannya diberi nomor parallel dengan subjudul sebelumnya diikuti titik
Contoh:
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Suhu Permukaan
3.1.2. Konsentrasi Klorofil-a
3.2. Pembahasan

1.3.7. Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki diberi simbol angka setelah frase/istilah(1) yang akan diterangkan. Catatan kaki yang merupakan keterangan kata/frase ditulis dengan font Times New Roman 8, hitam.
1.3.8. Tabel
Judul tabel diletakkan di atas tabel. Judul tabel ditulis dengan huruf kapital di awal kata, diletakkan di tengah (center), font Times New Roman 12. Tabel diberi nomor, diikuti titik, kemudian judul tabel (misalnya Tabel 1. Judul…, Tabel 2. Judul…). Jarak peletakan table dari kalimat diatasnya sebanyak 2 spasi dan jarak tabel ke kalimat baru dibawahnya sebanyak 2 spasi. Jarak dari judul tabel terhadap tabel itu sendiri sebanyak 2 spasi. Kalau ada catatan kaki untuk tabel tersebut maka jaraknya dari table ádalah 1 spasi. Bila lebih dari satu baris menggunakan spasi 1.
Contoh:
Tabel 1. Kandungan Humin dan Asam Humat Hasil Isolasi Tanah Gambut

ctional Group
Content (cmole/kg)

Humin (1)
Humin (2)
Total Acidity
677
543
-COOH
115
199
-OH Phenolic
562
344
1= Isolated Peat Soil from Siantan Hulu, West Kalimantan.
2= Isolated Peat Soil from Siantan Hulu, West Kalimantan (Saleh, 2004)
1.3.9. Gambar
Gambar dapat berupa diagram, grafik, peta, foto (yang mengemukakan data) dan lain-lain. Judul gambar diletakkan di bawah gambar, ditulis dengan huruf kapital di awal kata, diletakkan di tengah (center), font Times New Roman 12. Jarak dari judul gambar terhadap gambar itu sendiri sebanyak 2 spasi. Kalau ada catatan kaki untuk gambar tersebut maka jaraknya dari table ádalah 1 spasi. Gambar diberi nomor diikuti titik, kemudian judul gambar (misal Gambar 1. Judul..., Gambar 2. Judul ...). Bila judul lebih dari dua baris menggunakan spasi 1.
Contoh penulisan sebagai berikut:




Gambar 1. Dermaga Tetap
1.3.10. Daftar Pustaka
Teknik penulisan daftar pustaka, baik di dalam teks maupun daftar pustaka menggunakan gaya yang umum di International Journal. Daftar pustaka hanya mencantumkan sumber yang dirujuk dalam teks saja. Sebaliknya, referensi yang dirujuk dalam teks harus dicantumkan pada daftar pustaka. Daftar pustaka diurutkan secara alfabetis, menggunakan font Times New Roman 12, hitam. Bilamana referensinya lebih dari satu maka diurutkan berdasarkan tahun terbit yang paling baru. Cara menuliskan sumber pustaka adalah sebagai berikut.

Artikel dalam Jurnal
 Tulis semua pengarang dengan cara dibalik: nama keluarga diikuti oleh koma, nama
kecil atau singkatannya diikuti oleh titik.
 Penulisan “dan” atau ”and” sebelum nama terakhir ditulis sesuai dengan judul tulisan
tersebut yaitu ”dan” untuk Indonesia dan ”and” untuk Inggris.
 Jika penulis lebih dari dua orang, penyebutan dalam teks dengan et al. (tanpa titik
setelah ‘et”) dan ”et al.” ditulis miring. Contoh: ”Ali et al. (2008) ....dan seterusnya...”;
”...... (Ali et al., 2008)”.
 Tahun terbit diikuti dengan titik.
 Judul artikel dicetak tegak, kapital di awal frasa, diikuti titik.
 Nama jurnal dicetak miring (italic), kapital di awal frasa, diikuti titik kemudian
diikuti nomor volume (edisi), diikuti titik dua, dan nomor halaman artikel dalam jurnal
tersebut.
 Bila lebih dari satu baris, maka baris selanjutnya masuk dengan 9 ketukan (1,25 cm hanging left).
 Contoh:
Kiswara, W., dan L. Winardi. 1994. Keanekaragaman dan Sebaran Lamun di Teluk
Kuta dan Teluk Gerupuk, Lombok Selatan. Jurnal Teknologi Kelautan Nasional: 3(1):23-36.
b. Buku dengan seorang penulis
Anastasi, A. 1997. Psychological Testing. 4th ed. MacMillan Press. New York. 234pp.

c. Buku dengan dua atau lebih pengarang
Cara penulisan buku yang ditulis oleh beberapa orang, sama dengan cara penulisan buku yang sudah dijelaskan diatas dengan tambahan penulisan semua pengarang.
Contoh:
Berk, R.A., B.A. Romly, and N.N. Siogu. 1984. A Guide Criterian Referenced Test Construction.The John Hopkins University Press. Baltimore. 389pp.

d. Buku tanpa pengarang
Cara menulis: Pengarang ditulis dengan “Anonimous”, diikuti tahun penerbitan, Judul buku, penerbit (institusi penerbit), dan diikuti jumlah halaman. Selanjutnya sama dengan cara penulisan buku yang lain.
Contoh:
Anonimous. 1985. Kurikulum Sekolah Menegah Pertama (SMP). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta. 219pp
e. Dua buku atau lebih dengan pengarang yang sama dan tahun terbit yang bebeda
Semua pustaka ditulis lengkap dengan cara seperti yang telah diuraikan, dengan catatan buku terbitan tahun yang paling akhir dinomorsatukan, diikuti oleh buku tahun penerbitan berikutnya.
Contoh:
Berk, R.A.1988. Selecting index or realibility. In: R.A. Berk (ed.), A Guide to Criterion-Referenced Test Construction. The John Hopkins University Press. Baltimore. 200-217p.

Berk, R.A. 1984. Conducting the item analysis. In: R.A. Berk, A Guide to Criterion-
Referenced Test Construstion. 160-178p.
f. Dua buku atau lebih dengan pengarang dan tahun yang sama
Ditulis dengan cara seperti yang telah diuraikan, dengan tambahan huruf a, b, c, dan seterusnya, yang ditempatkan dibelakang tahun terbit.
Contoh:
Berk, R. A. 1984a. Selecting index or realibility. In: R.A. Berk (ed). A Guide to
Criterion-Referenced Test Construction. The John Hopkins University Press. Baltimore, 234-345p.
Berk, R. A 1984b. Conducting the item analysis. In: R.A. Berk (ed). A Guide to
Criterion-Referenced Test Construction. The John Hopkins University Press. Baltimore. 123-134p.

g. Satu bab atau artikel, yang ditulis pengarang yang bukan editor buku
 Cara menulisnya: Nama penulis bab atau artikel, dimulai dari nama keluarga,
nama kecil, dan tahun terbit.
 Judul bab atau artikel dalam tanda petik. dilanjutkan dengan: Dalam R. M
Gagne (ed), misalnya.
 Selanjutnya dituliskan judul buku dicetak miring (italic), kota terbit, nama
penerbit dan nomor halaman.
Contoh:
Berk, R.A. 1984. “Selecting index or reliability”, In: R.A. Berk (ed). A Guide to
Criterion-Referenced Test Construction. The John Hopkins
University Press. Baltimore, 234-345p.

h. Terjemahan
 Cara penulisannya sama dengan cara menulis pustaka lain, kecuali judul buku
diganti dengan judul yang sudah diterjemahkan.
 Di belakang judul tersebut dituliskan nama penerjemah, yang diawali dengan
nama kecilnya, yang di belakang dituliskan kata penterjemah.
 Contoh:
Gagne, R.M., L.J. Briggs, and W.W. Wage. 1988. Prinsip-prinsip Desain Instruksional, (3rd Ed.). Soeparman, K. (penterjemah). Holt, Rineahart, and Winston press. Chicago.


i. Pustaka Berkala (Majalah, Jurnal dan lain-lain)
Secara berurutan cara menuliskanya sebagai berikut: nama pengarang artikel, tahun penerbitan, judul artikel , nama majalah/jurnal/yang lain (dicetak miring/italic), nomor (volume penerbitan), titik dua, nomor halaman artikel dalam journal.
Contoh:
Airasian, P.W. 1970. The Use of Hierarchies In The Analysis and Planning of Chemistry Instruction. Science Education, 54(12):123-126.
j. Artikel dari Internet
Artikel yang diambil dari internet (website) maka cara menulisakannya sebagai berikut: nama pengarang artikel, tahun terbitan, judul artikel, nama majalah/ artikel/jurnal/yang lain, alamat website, tanggal akses.
Contoh:
Lynch, T. 1996. DS9 Trials and Tribble - Ations Review. From Psi Phi:Bradley’s Science Fiction Club, http://www.bradley.edu/compusorg/psiphi/DS9/ep/SO3r.htm. Retrieved on 23 March 2007.

k. Artikel pada surat kabar
 Surat kabar atau artikel dalam surat kabar, pada umumnya dicantumkan dalam
daftar pustaka dengan menulis nama penulis, tahun terbit, judul artikel, nama
surat kabar dan tanggal terbit.
l. Artikel yang tidak dipublikasikan
 Skripsi, tesis, dan disertasi dapat digolongkan ke dalam materi yang tidak
dipublikasikan.

Rabu, 03 Juni 2009

penelitian mangrove

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE (HUTAN BAKAU) UNTUK PENCEGAHAN ABRASI AIR LAUT DI KAWASAN PANTURA


Pada musim pancaroba, gelombang laut pantai utara pulau Jawa bisa mencapai 3 meter lebih. Kondisi ini berbahaya bagi pelayaran, nelayan tangkap dan abrasi pantai yang menimbulkan kerugian besar bagi petani tambak, pariwisata dan lain-lain. Hal ini harus dicegah dengan menghutankan mangrove, terutama sepanjang 250 km pantura mulai Tuban, Lamongan sampai Gresik dengan bentang hutan mangrove selebar 25 meter dari garis pantai saat surut terendah.

Kerusakan hutan mangrove bisa disebabkan beberapa hal seperti abrasi air laut yang besar, pembabatan hutan mangrove dan kepentingan peruntukan lain seperti tambak dan dermaga pelabuhan laut. Potensi hutan mangrove cukup banyak seperti pengendali plasma nutfah, penyanga abrasi pantai, penyeimbang ekosistem estuaria, tempat pemijahan ikan dan burung dan lain-lain.

Permasalahan yang akan dikaji adalah : (1) Kerusakan hutan mangrove cukup parah sepanjang pantura; (2) Berbagai kepentingan terkait dengan peruntukan pantura yang berdampak pada kerusakan lingkungan pantura.

Tujuan penelitian ini adalah menyusun rumusan kebijakan yang dapat diterima seluruh masyarakat tentang model pengelolaan hutan bakau yang dapat menguntungkan semua pihak.

Penelitian ini dilaksanakan pada sepanjang kawadan pesisir pantai di wilayah kabupaten Tuban, kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

  1. Pendataan secara primer pada titik-titik pengamatan dan wawancara langsung dengan stakeholder yang berinteraksi dengan pantura.

  2. Hasil pendataan diolah dengan metode SPSS seri 16.

  3. Analisis data kuantitatif menggunakan SEM dan analisis data kualitatif menggunakan metode Snowball Effect, sehingga dapat dirumuskan model implementatif pengelolaan hutan mangrove di pantura Jawa Timur.



Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Implementasi program yang berkaitan dengan pelestarian hutan mangrove merupakan kewajiban dari Pemerintah.

  2. Masyarakat di tiga kabupaten sepanjang pesisir pantai Utara Jawa Timur berkeinginan untuk ikut aktif membantu Pmerintah dalam penanaman (reboisasi) hutan mangrove untuk mencegah terjadinya abrasi air laut dan keseimbangan ekosistem pantai.

  3. Model implementatif pengembangan hutan mangrove yang dikehendaki masyarakat dan diterapkan pada kabupaten Tuban dan kabupaten Lamongan adalah menciptakan kemitraan antara masyarakat pesisir dan pemerintah. Pemerintah menyediakan bibit mangrove berkualitas dan dari jenis spesifik lokasi, sedangkan masyarakat berperan dalam penanaman dan pemeliharaan.

  4. Model implementatif yang diharapkan masyarakat di kabupaten Gresik adalah penanaman bibit dari Pemerintah oleh rakyat dengan lebih memfokuskan teknis penanaman pada kawasan pertambakan

  5. Jenis tanaman mangrove yang diharapkan masyarakat di kabupaten Tuban dan kabupaten Lamongan adalah jenis Avicennia, Sonneratia, Brugueria, Ceriops dan ditambah dengan jenis tanaman Formasi Baringtonia seperti Callophylum, inophylum (nyamplung), Erytrina, Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang) dengan pola penanaman struktur pemotong arus sejajar pantai tegak lurus garis pantai (grain).

  6. Hasil penelitian dan pengembangan model pengelolaan hutan mangrove sangat diharapkan oleh masyarakat agar dapat mencegah secara signifikan potensi abrasi air laut (erosi marine) yang terjadi disepanjang pesisir kawasan Pantura Jawa Timur, demikian pula oleh berbagai pihak yang berkepentingan mengingat potensi jalur Pantura (Panatai Utara) Jawa Timur merupakan kawasan percepatan pertumbuhan ekonomi dan industri tambang, manufaktur yang bernilai strategis bagi bangsa Indonesia. Disamping itu, eksistensi kokoh hutan mangrove diyakini akan membantu mempertahankan eksistensi jalur jalan raya antar propinsi dari ancaman abrasi air laut.

Rekomendasi :

  1. Perlunya pemerintah melalui dinas teknis terkait menetapkan jenis dan sebaran varietas mangrove spesifik lokasi untuk dikembangkan di setiap wilayah pesisir pantai Utara Jawa Timur, mengingat kondisi eksisting pantai di tiga wilayah kajian terbukti menunjukkan keberagaman hutan mangrove yang berbeda – beda.

  2. Dalam merehabilitasi hutan mangrove untuk mencegah abrasi air laut di sepnajang pesisir pantai Utara Jawa Timur mutlak perlu melibatkan peranan aktif masyarakat pesisir dalam proses penanaman dan pemeliharaan, tentunya dengan jenis dan mutu bibit yang sesuai serta bermutu tinggi.

  3. Teknis penanaman di kabupaten Tuban dan kabupaten Lamongan sebaiknya menggunakan system trap; dimana penanaman dimulai secara bertahap dengan jenis tanaman formasi Barington kemudian masuk ke laut dengan jenis bakau spesifik lokasi.

  4. Teknis penanaman di kabupaten Gresik seyogyanya berupa pengutan wilayah pertambakan dan kemudian masuk ke laut melalui muara – muara sungai yang ada. Jenis tanaman yang diperlukan adalah jenis mangrove sejati seperti Avicennia, Sonneratia, Bruguiera dan Ceriops.

  5. Program penanaman mangrove sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan dengan membentuk badan khusus untuk pengadaan bibit dan pendampingan kepada masyarakat di bawah salah satu Departemen teknis terkait